Peran Pemuda dalam Mendukung Presidensi G20 Indonesia

Written By Angelo Wijaya and Naifah Uzlah

Tahun ini, Indonesia mendapatkan tanggung jawab besar sebagai presidensi G20, yang merupakan kelompok informal dari 20 ekonomi terbesar di dunia. G20 mewakili lebih dari 80% GDP global, 75% perdagangan internasional, dan juga lebih dari 60% penduduk dunia. Sebagai penggerak ekonomi global dan penentu arah ekonomi dunia, keputusan-keputusan yang diambil di tataran G20 akan berdampak besar bagi negara-negara lain di dunia.

Sebagai Presiden G20 tahun ini, Indonesia mengangkat tema “Recover Together, Recover Stronger” dan mengusung tiga isu utama, yaitu penguatan arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi berbasis digital, dan transisi energi yang adil. Isu-isu yang diangkat oleh pemerintah Indonesia tidak hanya memiliki tingkat kepentingan yang besar bagi dunia, namun juga aktual dan sangat berorientasi pada masa depan.

Pemuda yang merupakan segmen populasi yang akan menjadi penggerak di masa depan juga secara langsung dilibatkan dalam presidensi G20 Indonesia melalui kelompok keterlibatan resmi Youth 20 atau Y20. Setiap tahunnya, pemuda-pemuda dari 20 anggota G20 berkumpul untuk mendiskusikan isu-isu yang dinilai paling relevan bagi G20 dan dunia, khususnya yang memiliki dampak besar bagi pemuda.

Para delegasi-delegasi Y20 bernegosiasi untuk menghasilkan sebuah dokumen rekomendasi kebijakan yang disebut sebagai Y20 Communique, yang setiap tahunnya diserahkan langsung kepada kepala negara atau kepala pemerintahan G20. Dokumen ini nantinya akan menjadi salah satu bahan pertimbangan para pemimpin negara dan pemerintahan G20 dalam menyusun G20 Leaders’ Declaration yang akan diadopsi pada KTT G20 di bulan November mendatang.

Tahun ini, Y20 Indonesia mengangkat empat isu utama, yaitu ketenagakerjaan pemuda, transformasi digital, planet yang berkelanjutan dan layak huni, serta keberagaman dan inklusi. Isu yang diangkat di Y20 Indonesia tentunya berhubungan erat dengan prioritas G20 Indonesia. Terdapat dua isu yang diangkat oleh Y20 Indonesia, yakni transformasi digital, serta planet yang berkelanjutan dan layak huni, yang berhubungan langsung dengan prioritas G20 Indonesia, yakni transformasi ekonomi berbasis digital dan transisi energi yang adil.

Dalam isu transformasi digital, Y20 Indonesia berusaha untuk mendorong kebijakan transformasi digital yang lebih inklusif. Pesatnya perkembangan teknologi mengkatalisasi munculnya teknologi-teknologi baru seperti kecerdasan buatan, distributed ledger technologies, hingga aset kripto. Namun, dari total 1.2 juta pemuda di dunia, hanya 37 persen dari jumlah tersebut yang sudah memiliki koneksi internet. Tentunya untuk mendorong transformasi digital yang inklusif, pemerintah perlu memikirkan ulang pendekatan yang diambil agar pemuda dapat terlibat secara inklusif.

Hal ini dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan. Pertama, pemenuhan akses teknologi dan internet menjadi kunci. Infrastruktur digital sangat diperlukan, terutama bagi para pemuda yang tinggal di daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T). Jaringan dan koneksi internet yang dapat diandalkan perlu disediakan dengan harga yang terjangkau agar tidak ada pemuda yang tertinggal dalam perkembangan informasi dan pengetahuan. Pemenuhan akses teknologi dan internet juga penting karena keterbatasan akses dapat secara langsung memengaruhi kapabilitas dan partisipasi pemuda dalam ekonomi digital.

Pendekatan kedua yang diperlukan adalah pendidikan atau literasi digital bagi pemuda. Tanpa literasi digital, pemuda tidak akan dapat memaksimalkan potensi penggunaan internet. Meningkatkan literasi digital dapat diawali dengan pemetaan tingkat literasi digital setidaknya di tingkat lokal dan nasional, karena masih belum ada pengakuan dan penerapan indikator yang tegas di tingkat global. Dengan pemetaan tersebut, program-program pengembangan keterampilan digital seperti pendidikan vokasi dan pelatihan untuk pemuda dapat disusun secara efektif dan tepat sasaran.

Ketiga, penting untuk memastikan bahwa pengguna internet juga terlindungi, yakni harus ada perlindungan data pribadi yang kuat. Tanpa adanya perlindungan data yang cukup, potensi transformasi ekonomi berbasis digital tidak dapat dicapai secara maksimal karena banyaknya tantangan dan ancaman keamanan. Pemenuhan perlindungan di internet dapat dimulai dengan pengembangan sistem keamanan siber dalam bentuk kebijakan maupun upaya pencerdasan dan peningkatan kesadaran bagi para pengguna. Tentunya para pemuda dan pelaku ekonomi digital merupakan kelompok yang penting untuk diberikan perlindungan tersebut, terutama bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang cenderung kurang memperhatikan keamanan siber.

Sementara itu, dalam isu planet yang berkelanjutan dan layak huni, Y20 Indonesia berusaha untuk mendorong kebijakan di tataran G20 terkait ekonomi sirkular serta perlindungan sumber daya alam dan ekosistem-ekosistem di bumi. Hal ini tentunya berkaitan dan dapat melengkapi kebijakan yang akan didorong oleh G20 terkait transisi energi yang adil.

 Di satu sisi, pemerintah Indonesia kini semakin gencar menyuarakan transisi energi yang adil. Khususnya, pemerintah Indonesia semakin mendorong penggunaan energi hijau terbarukan. Sepulang dari KTT G20 Italia 2021 dan COP26, Presiden Jokowi kerap mengingatkan para pemimpin sektor swasta dan badan usaha milik negara tentang pentingnya transisi kepada ekonomi hijau, produksi produk-produk hijau, serta penyediaan jasa hijau. Pemerintah juga telah mengeksplorasi potensi-potensi energi terbarukan yang tersebar di Indonesia, baik yang berbasis air, angin, solar, maupun lainnya. Kesadaran dan upaya adaptasi pemerintah mengenai perkembangan kebijakan keberlanjutan juga meningkat, yang ditunjukkan dengan rencana penetapan pajak karbon pada tahun 2022 dan kebijakan perdagangan karbon pada tahun 2025.

Tentunya perlindungan sumber daya alam dan ekosistem-ekosistem di Indonesia akan membantu upaya penyimpanan karbon serta berkontribusi pada pencapaian Nationally Determined Contributions (NDC) Indonesia untuk Perjanjian Paris. Sama halnya, ekonomi sirkular akan mendukung Indonesia dalam menyeimbangkan pembangunan ekonomi negara dengan perlindungan lingkungan dan mitigasi terhadap perubahan iklim. Dengan partisipasi pemuda dalam isu ini, diharapkan dapat tercipta kebijakan mengenai ekonomi sirkular dan perlindungan alam yang berorientasi masa depan, yakni untuk menjamin keadilan antar-generasi serta masa depan yang aman dari ancaman iklim.

Kepemimpinan Indonesia di G20 merupakan momentum untuk menggarisbawahi pentingnya peran pemuda di G20, diplomasi global, dan pembuatan kebijakan internasional. Tentunya rekomendasi kebijakan yang dihasilkan oleh para delegasi Y20 nantinya akan mendukung prioritas G20 Indonesia dalam isu transformasi ekonomi berbasis digital dan planet berkelanjutan dan layak huni. Dengan demikian, presidensi Indonesia di G20 yang berorientasi masa depan perlu terus berinvestasi pada pemuda untuk memastikan bahwa ketika Indonesia kembali memegang presidensi tersebut, kita telah menuai manfaat yang kita tabur.


Authors

Angelo Wijaya is the Head of Project Management Office and Co-Head of Research, Y20 Indonesia. He is the Indonesian delegate to Y20 Italy 2022.

Naifah Uzlah is a Research Staff at the Research Division of Y20 Indonesia 2022. She is an undergraduate International Relations student at Universitas Indonesia and an IISMA Scholarship Awardee to University of British Columbia. Among her activities in the climate movement are coordinating a community on energy transition (Fossil Free UI), building the organization she founded (Economy for Ecology), and working for a stealth startup on carbon trading.

Angelo Wijaya - Head of Project Management Office and Co-Head of Research, Y20 Indonesia 2022

Graduated from Universitas Gadjah Mada, Indonesia with a bachelor’s degree in International Relations (Cum Laude). As an Erasmus Scholar, he was given the opportunity to study at the University of Glasgow, the United Kingdom with a full scholarship as an exchange student.

Previous
Previous

G-20, Pemuda dan Planet yang Berkelanjutan dan Layak Huni

Next
Next

Y20 Indonesia 2022: Momentum Pemuda di Presidensi G20 Indonesia